Selasa, 20 November 2018

Alasan (Mantan) Bidan Ngeblog: Biar 'Waras'





Halo,

Selamat datang di postingan perdana saya. Yah, maksudnya untuk blog ini: arsenstory.pw.


Perkenalkan, nama saya Artha, seorang ibu rumah tangga dengan 1 anak usia hampir 1 tahun. Pendidikan terakhir saya D3 Kebidanan, sempat aktif jadi bidan di rumah sakit hingga kemudian resign dan bertugas membentuk rumah sehat di kota seberang dengan suami tercinta. Sedari dulu hobi saya di dunia tulis-menulis, juga pernah jadi wartawan semasa sekolah. Tapi lulus SMA batal ambil jurusan jurnalistik, malah ke kesehatan. Yang tahu saya pasti memberi istilah: kembali pada jiwanya.

Walau saya suka nulis, bukan berarti bisa konsisten ngblog. Ini adalah blog ke sekian dan harapannya bisa bertahan lebih dari setahun.

Duluuu sekali saya mengawali dunia blog ini dengan blog perdana bernama argalitha.blogspot.com, lalu berubah domain jadi argalitha.com. Blog itu tenar pada masanya. Selain karena saya suka bagi info tentang kuis, juga berbagi hadiah dari blog itu. Nama blog yang merupakan akronim dari nama saya dan seseoranh di masa lalu membuat saya kemudian terpaksa menghapusnya ketika takdir menghendaki perpisahan kami. Sungguh, bukan hanya kalian yang kaget, saya sangat syok dan tak tahu harus bagaimana.

Beberapa saat sebelum tragedi perpisahan itu, saya juga punya blog cerita-bidan.com. Isinya berbagai artikel tentang kesehatan. Lambat laun, guncangan hati ini semakin keras. Saya larut dalam kesedihan. Tiap kali aktif di sosial media, saya sering stalking dia. Hal itu bikin jengah hingga kemudian saya memutuskan offline, hilang total dari dunia maya, termasuk blog.

Dengan semua ini, saya jadi sadar bahwa alasan saya ngeblog adalah agar tetap bisa online. Dari blog pula saya bisa berbagi kebahagiaan. Namun saat sedih, saya tidak bisa mencurahkannya dalam blog. Rasanya, tidak enak bila ada orang lain yang tahu kesedihan hati. Takutnya rasa sedih itu menular.

Semua berubah ketika bertemu suami, saat itu kami masih dalam batas hubungan sahabat. Ia memotivasi bahwa menulis dan membagikannya dalam blog, selama itu bermanfaat bagi orang lain, adalah hal yang sangat baik. Jangan sampai suasana hati mempengaruhi. Apalagi blog juga bisa menjadi sarana dalam memperoleh tambahan penghasilan, nantinya bisa berguna bila saya tidak mengabdikan diri di sarana kesehatan lagi.

Iyah, kami punya komitmen bahwa setelah kami menikah nanti maka suamilah sang pencari nafkah. Istri cukup di rumah, urus suami-anak dan juga rumah. Tetapi kalau saya ngotot mau kerja, cukup dari rumah dengan memanfaatkan internet. Mau jualan online, ngeblog dan dapat job blogpost, ikutan kuis-lomba lagi...silakan. Terlebih saya juga masih belum punya niat buka praktek bidan, takut merepotkan untuk biaya dan adminstrasinya.

Setelah menikah, alhamdulillah saya langsung hamil. Di saat itu saya bahagia sekali dan membagikan info tentang hamil dan persalinan lewat blog utama saya: www.kata-artha.com. Responnya luar biasa, viewers-nya terus bertambah dan artikel tentang kesehatan lah yang populer. Hingga banyak inbox via facebook dan instagram yang berkonsultasi menanyakan banyak hal tentang kehamilan. Senangnyaaa... Saya merasa jadi insan yang berguna.

Setelah persalinan, saya kembali vakum blogging. Alasannya karena ingin lebih berfokus pada si buah hati. Saya bertekad memberikannya ASI eksklusif, dan karena itulah saya tidak ingin terlalu letih dengan dunia maya. Urus urusan dunia nyata (bersih-bersih rumah, urus bayi dan siapkan kebutuhan kerja suami) sudah sangat meletihkan bagi saya. Maklum...kami hanya tinggal berdua, jauh dari orang tua dan tanpa pembantu rumah tangga.


Ternyata anggapan saya ini salah besar. Karena tidak lagi bisa berbagi kisah via blog, saya jadi memendam stress sendiri dan bawaannya jadi negatif. Pikiran jadi kemana-mana. Sikap ramah pada tetangga pun perlahan memudar.

Ternyata tanpa blog, saya kehilangan "me time". Tidak ada tempat menumpahkan emosi, akibatnya kondisi kejiwaan tak stabil. Ini bukan berarti saya jadi gila, hanya kurang 'waras'. Dikit-dikit marah, dikit-dikit emosi, dikit-dikit kesal.

Tahu tidak, saya menyadari hal ini kurang lebih sebulan lalu. Ketika aktif ngeblog lagi, saya sungguh merasakan perbedaan. Jadi lebih ceria, lebih banyak cerita, merasa berharga... Apalagi dengan adanya kompensasi fee dari artikel kerjasama dengan beberapa website, uch! Berbunga-bunga! Uangnya bisa saya berikan pada Mama tercinta, membantu kebutuhannya di rumah.

Jadi kalau ditanya apa alasan saya ngeblog?
Biar 'waras'.
Juga dapat penghargaan dari kerja keras: banyaknya jumlah pengunjung dan membengkaknya uang untuk ditabung, jadi bisa diberikan pada sosok yang dulu mengandung diri ini.

Hanya itu, sih
Karena saya realistis.

Kalau kalian, apa alasan tetap ngeblog?
Cerita ya...





Tidak ada komentar:

Posting Komentar