Selasa, 27 November 2018

(Mantan) Bidan Pernah Bawa Ini Dalam Tasnya



Kata siapa menjadi bidan itu tidak bisa bergaya?
Nih, saya buktinya! Dulu saat masih kerja sebagai bidan di rumah sakit, tas saya sling bag pink yang ‘bling-bling’, bikin yang lihat penasaran. Sepatu saya pun pink. Kadangkala kalau pakai seragam hijau, tas saya ikut hijau. Seragamnya orange, tas pun bawa yang berwarna senada. Haha, itu sebelum aturan wajib pakai sepatu hitam dan tas hitam berlaku, ya. Alhamdulillah berlaku setelah saya resign.

Tapi jangan dianggap kalau kerja sebagai bidan, maka yang ada dalam tas ialah alat-alat kesehatan, terutama untuk cek kesehatan ibu dan janin. Mulai dari stetoskop, funanduskop, tensi meter, meteran untuk ukur besar prut ibu serta lingkar lengan atas ibu, termometer dan suntikan. Tidak, dong. Alat-alat tersebut telah disediakan di ruangan, jadi kami para bidan hanya membawa benda keperluan pribadi dalam tas.

Apa sajakah isi tas bidan?

1. Dompet dan ponsel
Bidan adalah manusia biasa. Tanpa dompet, kami tak bisa apa-apa. Di situ letak penyimpanan uang, yang kami perlukan untuk bayar angkutan atau beli makan siang. Kantin rumah sakit belum terima gopay, bo’! Kalau terima sistem kredit sih ‘iya’, yaa sejenis kartu kredit tapi dicatat di buku abangnya, hihi.

Kalau ponsel selain sebagai alat komunikasi, kami gunakan sebagai pencatat waktu tindakan. Apalagi bagi saya yang malas menoleh ke arah jam dinding, cukup raba dan lihat penunjuk waktu di ponsel. Fasilitas stopwatch-nya juga sangat berguna untuk menghitung nadi pasien serta detak jantung janin. Lalu fitur pengirim pesan untuk kirim data pasien saat berkonsultasi pada dokter, pasien jadi lebih cepat tertangani. Multifungsi, kan?


2. Pena atau alat tulis lainnya serta buku kecil
Setiap pergantian shift, kami para bidan melakukan serah terima pasien. Misalnya saat jaga pagi, petugas jaga malam menerangkan satu-persatu kondisi pasien dan tindakan apa yang selanjutnya dilakukan kepada petugas jaga pagi. Hal ini dilakukan sambil berkeliling dari 1 pasien ke pasien lainnya. Petugas jaga pagi lalu mencatat data pasien, diagnosa, terapi yang didapat dan tindakan apa yang selanjutnya dilakukan sehingga tidak terjadi kesalahan. Tidak lupa melakukan pengecekan pada buku laporan dan melengkapi catatan perkembangan yang ada. Itulah guna pena dan buku kecil.


3. Botol air minum
Di dalam tas, kami para bidan juga membawa air minum sendiri di dalam botol. Terkadang stok minum disediakan pihak instansi tempat bekerja, namun jumlahnya terbatas. Daripada berebut dan kesal karena tidak kebagian, lebih baik bawa sendiri. Bisa isi botol dengan minuman yang disuka, entah air putih, teh atau susu. Kalau saya sukanya bawa air putih, lebih segar.


4. Bedak dan lipstik
Karena kami bekerja untuk publik, para bidan juga diharapkan menajga penampilannya agar terlihat selalu segar dan bersemangat. Tidak perlu menor, cukup pakai bedak dan lipstik secukupnya. Saya sukanya bedak two way cake yang praktis dengan kaca kecil di wadahnya. Lipstiknya yang warna bibir, maklum saya tidak begitu suka berdandan. Yang penting terlihat tidka ‘kucel’, itu sudah cukup. Itulah mengapa di tulisan Isi Tas Ibu Rumah Tangga yang merupakan kondisi ter-update saya, tidak ada bedak dan lipsti``k dalam tas. Aslinya malas dandan!


5. Peralatan mandi
Ini yang wajib dibawa saat jaga malam. Biasanya saat subuh, saya cuci muka dan gosok gigi meski tidak mandi. Lalu wudhu dan ibadah. Ini penting agar tidak muka bantal, pun agar tidak tampak muka pucat begadang di depan pasien. Selain itu dengan wajah segar nan bersih serta bau wangi, akan lebih membawa aura positif dalam melayani pasien meski tidak tidur semalaman.

Nah, alasan lain, biar nanti kalau pulang dan sampai rumah, bisa langsung tidur tanpa harus mandi. Cukup cuci tangan dan kaki, lalu molor sampai siang bolong, hehe. Tapi itu dulu yaa, saat saya masih belummenikah dan tinggal di rumah Mama. Kalau sekarang sudah beda cerita.


Temasn, itu dia isi tas bidan. Semoga kalian tidak penasaran lagi yah…







Tidak ada komentar:

Posting Komentar