Minggu, 02 Desember 2018

Surabaya Kota Impian Semasa Muda





Dahulu sebelum menikah, bila ditanya manakah kota impian pasti saya jawab, “Surabaya!”

Bukan hanya karena ini kota tempat saya mengenyam bangku kuliah, namun banyak kisah penuh suka yang saya jalani di sini. Dari ibu kota Jawa Timur ini pula saya mendapat banyak pengalaman hidup. Pun untuk pertama kalinya menikmati jelajah kota dan meningkatkan kedewasaan diri.

Semasa duduk di bangku SMA, saya hilir-mudik Pasuruan-Surabaya tiap Minggu naik bus antar kota. Sensasinya? Senang sekali. Seperti ada kebanggan tersendiri saat Kondektur bus bertanya mau ke mana dan saya mengucap, “Surabaya!” dengan penuh semangat.

Dulu sekitar tahun 2000-an, tariff bus masih Rp 7.500,-. Tujuan saya ke sana selain menikmati indahnya metropolitan (maklum saya anak daerah), juga mengambil honor tulisan. Uh Rp 500,000,- per bulan bagi anak sekolah tentu jumlah yang fantastis. Tapi saat itu saya belum punya keberanian jajan di mall. Hanya bisa mengamati megahnya mall dari balik jendela bus kota yang saya tumpangi.


Hingga kemudian kuliah di Kota Buaya ini dan bisa menjelajahi setiap mall yang ada. Masih belum semuanya sih, hanya yang dekat kampus seperti Delta Plaza, Royal Plaza dan Tunjungan Plaza. Menjelang lulus kuliah, Grand City selesai dibangun dan mainlah ke sana. Wow! Berbagai brand hanya bisa saya lihat, masih belum berani jajan. Uang pas-pasan, cyin!

Saat masih berseragam putih-putih, saya suka sekali main ke taman. Sejak dulu taman kota ini sangat elok. Dulu sang primadona hanyalah Bungkul di daerah Darmo. Tamannya yang luas dengan penataan yang elok, membuat betah. Apalagi ada free wifi, bagi anak kuliah itu mewah banget!

Kemudian dengan perlahan taman-taman Surabaya pun direnovasi dan layak huni. Ada Taman Prestasi dan Taman Apsari di dekat kantor Pemerintah Kota, Taman Lansia di daerah Gubeng, Taman Pelangi di dekat patung Joko Dolog, Taman Flores yang ada penjual jagung bakar favorit saya, dan banyak lagi. Ini wisata murah bagi anak kuliah yang penat dengan buku dan materi dosen. Melihat hijaunya tanaman dengan jajanan murah membuat hati sangat lega bisa ada di dunia.

Sekarang taman-taman di Kota Pahlawan ini makin indah dengan varian tanaman berbunga, Tabebuya. Bunga bernama latinTabebuiachrysotricha ini juga ditanam di sepanjang jalan protokol. Pemandangan jalan kini tidak membuah jenuh lagi, ada si cantik yang menghiasi. Bunga yang mirip Sakura ini bahkan membuat Surabaya terkenal hingga ke mancanegara.


Sayangnya tanaman asli Brazil yang dikembangkan Ibu Risma, walikota Surabaya, sejak tahun 2010 ini belum sempat saya nikmati. Padahal Sidoarjo dan Surabaya itu lumayan dekat. Berhubung MasBoz juga belum ada waktu mengantar ke daerah tetangga ini, sabar dulu. Mungkin waktu mekarnya sudah berlalu. Tak apa masih ada tahun depan dan saya tunggu dengan hati berderu. Semoga bisa bertemu.

.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar