Dahulu sebelum
menikah, bila ditanya manakah kota impian pasti saya jawab, “Surabaya!”
Bukan
hanya karena ini kota tempat saya mengenyam bangku kuliah, namun banyak kisah
penuh suka yang saya jalani di sini. Dari ibu kota Jawa Timur ini pula saya
mendapat banyak pengalaman hidup. Pun untuk pertama kalinya menikmati jelajah
kota dan meningkatkan kedewasaan diri.
Semasa duduk
di bangku SMA, saya hilir-mudik Pasuruan-Surabaya tiap Minggu naik bus antar
kota. Sensasinya? Senang sekali. Seperti ada kebanggan tersendiri saat
Kondektur bus bertanya mau ke mana dan saya mengucap, “Surabaya!” dengan penuh
semangat.
Dulu sekitar
tahun 2000-an, tariff bus masih Rp 7.500,-. Tujuan saya ke sana selain
menikmati indahnya metropolitan (maklum saya anak daerah), juga mengambil honor
tulisan. Uh Rp 500,000,- per bulan bagi anak sekolah tentu jumlah yang
fantastis. Tapi saat itu saya belum punya keberanian jajan di mall. Hanya bisa
mengamati megahnya mall dari balik jendela bus kota yang saya tumpangi.
Hingga kemudian
kuliah di Kota Buaya ini dan bisa menjelajahi setiap mall yang ada. Masih belum
semuanya sih, hanya yang dekat kampus seperti Delta Plaza, Royal Plaza dan
Tunjungan Plaza. Menjelang lulus kuliah, Grand City selesai dibangun dan
mainlah ke sana. Wow! Berbagai brand hanya bisa saya lihat, masih belum berani
jajan. Uang pas-pasan, cyin!
Saat masih
berseragam putih-putih, saya suka sekali main ke taman. Sejak dulu taman kota
ini sangat elok. Dulu sang primadona hanyalah Bungkul di daerah Darmo. Tamannya
yang luas dengan penataan yang elok, membuat betah. Apalagi ada free wifi, bagi
anak kuliah itu mewah banget!
Kemudian
dengan perlahan taman-taman Surabaya pun direnovasi dan layak huni. Ada Taman
Prestasi dan Taman Apsari di dekat kantor Pemerintah Kota, Taman Lansia di
daerah Gubeng, Taman Pelangi di dekat patung Joko Dolog, Taman Flores yang ada
penjual jagung bakar favorit saya, dan banyak lagi. Ini wisata murah bagi anak
kuliah yang penat dengan buku dan materi dosen. Melihat hijaunya tanaman dengan
jajanan murah membuat hati sangat lega bisa ada di dunia.
Sekarang
taman-taman di Kota Pahlawan ini makin indah dengan varian tanaman berbunga, Tabebuya. Bunga bernama latinTabebuiachrysotricha ini
juga ditanam di sepanjang jalan protokol. Pemandangan jalan kini tidak membuah
jenuh lagi, ada si cantik yang menghiasi. Bunga yang mirip Sakura ini bahkan
membuat Surabaya terkenal hingga ke mancanegara.
Sayangnya tanaman asli
Brazil yang dikembangkan Ibu Risma, walikota Surabaya, sejak tahun 2010 ini
belum sempat saya nikmati. Padahal Sidoarjo dan Surabaya itu lumayan dekat. Berhubung
MasBoz juga belum ada waktu mengantar ke daerah tetangga ini, sabar dulu. Mungkin
waktu mekarnya sudah berlalu. Tak apa masih ada tahun depan dan saya tunggu
dengan hati berderu. Semoga bisa bertemu.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar