Bermimpi itu boleh
kan?
Andai saya punya 100
juta, akan langsung diberikan pada Mama. Itu sudah saya bahas di blog saya
satunya. Hehe. Udah baca belum?
Sebenarnya kalau
memang rezeki itu benar dan nyata terjadi di hidup saya, ada 1 keinginan lagi. Ini
juga masih berhubungan dengan Mama dan merupakan keinginan Mama. Mama ingin
anaknya ini jadi bidan profesional yang buka praktek bidan dan laris manis
banyak pasien.
Dulu, Mama sempat
berkeinginan sekolah bidan. Namun karena Mama belum punya rumah sendiri, sudah
hampir 10 tahun kontrak rumah, akhirnya uang yang sebenarnya untuk bayar daftar
sekolah bidan dipakai beli tanah dan bangun rumah. Itulah kemudian alasan
mengapa Mama meminta saya sekolah bidan, pengganti Mama meneruskan
cita-citanya.
Sayangnya cita-cita
itu kembali kandas setelah saya lulus sekolah dan tidak ingin buka praktek
bidan di rumah. Saya merasa belum pantas, waktu itu kan baru lulus kuliah, jadi
ilmu yang saya punya masih minim. Saya lebih memilih langsung bekerja dan
mencari pengalaman dengan jadi asisten bidan di daerah Kabupaten Pasuruan,
sekitar 20 menit naik bus dari rumah.
Setelah jadi asisten
bidan 24 jam dan merasakan bagaimana kalau buka praktek sendiri, saya jadi
senang sekaligus ragu. Senang karena banyak pengalaman bisa bantu orang
melahirkan, namun juga ragu karena jam istirahat saya kurang dan ini bisa berdampak pada keturunan saya nantinya. Saya
tidak ingin nantinya anak-anak kurang kasih sayang karena ibu yang terus
menerus bekerja. Apalagi kerja bidan memang tidak mengenal waktu, yang namanya
persalinan kan bisa kapan saja terjadi.
Dulu sebelum menikah,
saya punya syarat kepada suami agar beliau mengizinkan saya buka praktek bidan
di rumah. Beliau setuju. Tapi hingga sekarang belum juga membelikan peralatan
untuk mengurus surat izin praktek bidannya. Memang banyak sekali yang harus
dipersiapkan, terutama sekali adalah ada tempat praktek dan alat-alatnya. Biayanya
banyak, mungkin 100 juta juga masih kurang.
Andai saya dapat 100
juta, inginnya dibelikan alat-alat kebidanan. Siapa tahu nanti dapat tempat
buka praktek yang bagus. Sewa rumah juga boleh lah. Yang letaknya strategis di
tepi jalan, tidak seperti rumah saya yang kecil dan berada di gang sempit.
Semoga dengan begitu,
Mama lega karena saya sudah mulai mempersiapkan buka praktek bidan seperti
impiannya. Agar Mama tidak merasa ilmu yang diberikannya, dengan cara
menguliahkan saya dan makan banyak
biaya, tidak menjadi sia-sia. Ini sebuah impian kecil dari seorang anak untuk
kebahagiaan orang tuanya. Impian kecil yang bisa mengubah hidup diri ini dan
orang lain.
Smoga suatu hari
tercapai. Semoga suatu hari saya bisa kemabli jadi bidan dan tidak sampai menyampingkan
tugas sebagai ibu dari buah hati saya.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar