Setiap kehidupan punya
jutaan lebih kisah.
Iya, coba deh hitung. Berapa kali kita tertawa, menangis, tertekan, bersedih, terkejut, terkesima dan banyak hal lain yang terjadi. Padahal hidup kita di dunia tidaklah lama, jarang sekali yang sampai seabad. Namun begitu banyak kisah yang saking banyaknya malah tidak bisa diungkap satu per satu.
Iya, coba deh hitung. Berapa kali kita tertawa, menangis, tertekan, bersedih, terkejut, terkesima dan banyak hal lain yang terjadi. Padahal hidup kita di dunia tidaklah lama, jarang sekali yang sampai seabad. Namun begitu banyak kisah yang saking banyaknya malah tidak bisa diungkap satu per satu.
Di kehidupan saya
sendiri, sebagai bidan (dulunya), berbagai daerah telah saya tinggali demi
mengais ilmu dan pengalaman hidup. Biar lebih mengenal saya, yuk ikutan simak
ya …
Kota dan kabupaten
yang sempat saya tinggali saat mengenyam pendidikan bidan dan mengamalkan ilmu adalah:
1. Kota Surabaya, Jawa Timur
Ibukota provinsi Jawa
Timur ini adalah tempat dimana saya menempuh pendidikan kebidanan, tepatnya di
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya. Selama 3 tahun saya
tinggal di asrama, mendapat ilmu kesehatan dari nol, dari yang tidak tahu
apa-apa menjadi bisa menolong persalinan. Tidak hanya itu, bagaimana cara
bersosialisasi dalam kehidupan pun saya dapatkan dari sini. Tinggal seatap
dengan banyak teman membuat saya sedikit banyak mengerti karakteristik manusia.
2. Kota Gresik, Jawa Timur
Sedikit berpindah ke
utara Surabaya, saya tinggal di Gresik selama bberapa bulan untuk menuntaskan tugas
kuliah. Saat itu demi mendapatkan target mencari pasien, saya dan teman
sekelompok hidup di sebuah kosan yang tidak jauh dari tempat praktek kami di salah
satu rumah sakit ibu dan anak. Kesulitan tinggal di tempat baru hanyalah cara
mengatur agar bisa makan 3 kali sehari dengan lauk yang bisa masuk ke perut. Mengingat
pulang dinas pasti lelah, malas beli makan apalagi masak dan kalau terpaksa
beli belum tentu sesuai selera lidah.
3. Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur
Setlah lulus, saya
langsung bekerja di rumah bidan senior di daerah Rejoso, Kabupaten Pasuruan. Mengapa
saya memilih daerah ini dibandingkan asal saya, Kota Pasuruan? Sebab di kota
yang wilayahnya sempit, para bidan sudah memiliki asisten bidan masing-masing. Saya
juga ingin lebih mandiri dengan tidak sering-sering merepotkan Mama.
4. Kota Semarang, Jawa Timur
Mencoba peruntungan
tes CPNS, saya tinggal di kota ini. Sebentar sih, sekitar 3 hari saja. Tapi diantar
Mama, karena beliau tidak tega melepas saya berjuang sendiri di kota yang belum
pernah sekalipun terbesit untuk kami jelajahi. Yah sayangnya hasilnya tidak
sesuai keinginan. Tak apa, namanya juga cari pengalaman.
5. Kabupaten Sleman, Yogyakarta
Saya kembali merantau
demi mencari pengalaman hidup. Sesuai namanya: merantau, tentu saya sendirian. Tidak
ada teman, apalagi saudara. Beruntung saya mendapat tempat tinggal di rumah
orang Surabaya. Sama-sama dari Jawa Timur membuat kami akrab dan bak saudara. Mama
yang mengunjungi saya dan tahu dimana saya tidur, jadi lega.
6. Kota Pasuruan, Jawa Timur
Setelah setahun
merantau, saya kembali pulang. Kali ini benar-benar pulang dan tinggal bersama
Mama. Namun hanya sekitar 4 tahunan, karena saya bekerja di instansi yang sama
dengan Mama. Setelah saya memutuskan menikah dan resign, mau tak mau pindah ke Sidoarjo karena suami telah membangun
rumah tinggal kami.
7. Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur
Sebelum menikah, saya
kembali mencoba peruntungan ikut tes CPNS kembali. Kali ini di ujung Jawa
Timur: Banyuwangi. Selama 2 hari tinggal di sana dengan dikawal Mama dan Abi,
sayangnya lagi-lagi gagal. Mungkin memang belum jodohnya jadi pegawai. Tak apa
yang penting sudah usaha. Hikmahnya saya jadi menikah tanpa beban harus urus surat
pindah.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar