Rabu, 05 Desember 2018

Naik-turunnya Hidup (Mantan) Bidan Ada di Kota Ini



Setiap kehidupan punya jutaan lebih kisah.
Iya, coba deh hitung. Berapa kali kita tertawa, menangis, tertekan, bersedih, terkejut, terkesima dan banyak hal lain yang terjadi. Padahal hidup kita di dunia tidaklah lama, jarang sekali yang sampai seabad. Namun begitu banyak kisah yang saking banyaknya malah tidak bisa diungkap satu per satu.

Di kehidupan saya sendiri, sebagai bidan (dulunya), berbagai daerah telah saya tinggali demi mengais ilmu dan pengalaman hidup. Biar lebih mengenal saya, yuk ikutan simak ya …

Kota dan kabupaten yang sempat saya tinggali saat mengenyam pendidikan bidan dan mengamalkan ilmu adalah:

1. Kota Surabaya, Jawa Timur
Ibukota provinsi Jawa Timur ini adalah tempat dimana saya menempuh pendidikan kebidanan, tepatnya di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya. Selama 3 tahun saya tinggal di asrama, mendapat ilmu kesehatan dari nol, dari yang tidak tahu apa-apa menjadi bisa menolong persalinan. Tidak hanya itu, bagaimana cara bersosialisasi dalam kehidupan pun saya dapatkan dari sini. Tinggal seatap dengan banyak teman membuat saya sedikit banyak mengerti karakteristik manusia.

2. Kota Gresik, Jawa Timur
Sedikit berpindah ke utara Surabaya, saya tinggal di Gresik selama bberapa bulan untuk menuntaskan tugas kuliah. Saat itu demi mendapatkan target mencari pasien, saya dan teman sekelompok hidup di sebuah kosan yang tidak jauh dari tempat praktek kami di salah satu rumah sakit ibu dan anak. Kesulitan tinggal di tempat baru hanyalah cara mengatur agar bisa makan 3 kali sehari dengan lauk yang bisa masuk ke perut. Mengingat pulang dinas pasti lelah, malas beli makan apalagi masak dan kalau terpaksa beli belum tentu sesuai selera lidah.

3. Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur
Setlah lulus, saya langsung bekerja di rumah bidan senior di daerah Rejoso, Kabupaten Pasuruan. Mengapa saya memilih daerah ini dibandingkan asal saya, Kota Pasuruan? Sebab di kota yang wilayahnya sempit, para bidan sudah memiliki asisten bidan masing-masing. Saya juga ingin lebih mandiri dengan tidak sering-sering merepotkan Mama.

4. Kota Semarang, Jawa Timur
Mencoba peruntungan tes CPNS, saya tinggal di kota ini. Sebentar sih, sekitar 3 hari saja. Tapi diantar Mama, karena beliau tidak tega melepas saya berjuang sendiri di kota yang belum pernah sekalipun terbesit untuk kami jelajahi. Yah sayangnya hasilnya tidak sesuai keinginan. Tak apa, namanya juga cari pengalaman.

5. Kabupaten Sleman, Yogyakarta
Saya kembali merantau demi mencari pengalaman hidup. Sesuai namanya: merantau, tentu saya sendirian. Tidak ada teman, apalagi saudara. Beruntung saya mendapat tempat tinggal di rumah orang Surabaya. Sama-sama dari Jawa Timur membuat kami akrab dan bak saudara. Mama yang mengunjungi saya dan tahu dimana saya tidur, jadi lega.

6. Kota Pasuruan, Jawa Timur
Setelah setahun merantau, saya kembali pulang. Kali ini benar-benar pulang dan tinggal bersama Mama. Namun hanya sekitar 4 tahunan, karena saya bekerja di instansi yang sama dengan Mama. Setelah saya memutuskan menikah dan resign, mau tak mau pindah ke Sidoarjo karena suami telah membangun rumah tinggal kami.

7. Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur
Sebelum menikah, saya kembali mencoba peruntungan ikut tes CPNS kembali. Kali ini di ujung Jawa Timur: Banyuwangi. Selama 2 hari tinggal di sana dengan dikawal Mama dan Abi, sayangnya lagi-lagi gagal. Mungkin memang belum jodohnya jadi pegawai. Tak apa yang penting sudah usaha. Hikmahnya saya jadi menikah tanpa beban harus urus surat pindah.




.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar