Bekerja itu sungguh
menyenangkan.
Apalagi sebagai bidan, saya mendapat banyak pengalaman dan momen berharga. Salah satunya ketika menolong persalinan, begitu bayi telah lahir dengan selamat dan kondisinya sempurna, rasanya sungguh plong dan bahagia luar biasa. Malah mungkin rasa bahagia ini lebih besar disbanding ibu sang bayi itu sendiri.
Apalagi sebagai bidan, saya mendapat banyak pengalaman dan momen berharga. Salah satunya ketika menolong persalinan, begitu bayi telah lahir dengan selamat dan kondisinya sempurna, rasanya sungguh plong dan bahagia luar biasa. Malah mungkin rasa bahagia ini lebih besar disbanding ibu sang bayi itu sendiri.
Meski menyenangkan,
karena bekerja adalah rutinitas, pasti ada masa jenuhnya. Ya jenuh sekaligus
letih, namanya juga keluar banyak tenaga. Itulah mengapa ada hari libur, meski
bukan tanggal merah. Biasanya setelah bekerja 6 hari shift pagi-sore, ada libur
sehari. Pun setelah shift malam 3 hari, ada libur 2 hari.
Karena sistem kerjanya
per shift, hari liburnya jadi random. Tidak selalu bertepatan dengan tanggal
merah. Jadi jangan terlalu berharap ketika sudah jadi bidan, bisa libur di hari
Minggu. Itu suatu hal langka. Apalagi berharap bisa libur di hari lebaran, bisa
sholat Eid bersama keluarga. Perbandingannya bisa 1 banding 100.
Karena sangat
berharganya hari libur, saat saya masih menjadi bidan dulu, sangat menghargai
waktu yang singkat tersebut. Ada beberapa hal yang selalu saya lakukan di hari
libur. Kegiatan itu adalah:
1. Tidur
Mengapa tidur berada
di urutan pertama? Bukankah tidur merupakan rutinitas yang juga biasa dilakukan
di malam hari? Oo, itu bagi mereka yang tidak pernah dinas di malam hari. Pun bagi
mereka yang tidak kebanjiran pasien baru di tengah malam. Terutama bagi mereka
yang tidka pernah membantu mengejan menjelang fajar.
Itulah salah satu
alasan mengapa libur setelah dinas malam ada 2 hari. Tujuan utamanya agar para
bidan bisa mendapat tidur yang cukup. Selama 3 hari konsentrasi dan tenaga
tercurah untuk membantu dan merawat para pasien. Maka hari libur adalah waktu
yang tepat memanjakan diri dengan mengumpukan konsentrasi dan tenaga kembali
lewat jalan-jalan di dunia mimpi.
2. Mematikan ponsel
Di zaman yang memudahkan
komunikasi ini, para bidan biasanya punya grup whatsapp teman se-instansi. Yang dibahas bukan rumpian khas wanita
seperti gossip terbaru atau fashion yang
sedang in, melainkan kondisi para
pasien. Ada saja yang dibahas, entah tentang terapi yang telah didapat dan
bagaimana rencana perawatan yang harus dilakukan oleh shift berikutnya. Pasien pasien
dan pasien.
Saat hari libur, saya
biasanya mematikan ponsel agar tidak ada tanggungan ‘pikiran’ tentang kondisi
pasien yang telah saya rawat di hari kerja. Bukannya tidak simpati, itu malah
bentuk empati dan diharapkan tidak terjadi. Empati dapat membuat tenaga
kesehatan kehilangan nalar. Tapi hal ini saya lakukan usai dinas malam di atas
jam 12 siang, karena sebelum itu biasanya masih ada banyak pertanyaan dari
shift pagi. Entah karena catatan perkembangan saya kurang lengkap atau karena
teman-teman suka saja ‘mengganggu’ yang sedang libur.
3. Jalan-jalan
Walau terdengar klise,
namun inilah yang saya lakukan di hari libur. Kapan lagi bisa menikmati
indahnya hari di luar rumah bersama keluarga. Meski jalan-jalannya tidak sampai
ke luar kota, sebatas main ke taman-taman di dekat rumah demi efisiensi waktu. Hal
ini lumayan bisa melepas ketegangan usai berkutat dengan para pasien. Oh indahnya
hari libur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar