Kamis, 07 Februari 2019

Dulu (Mantan) Bidan Melakukan Ini di Hari Liburnya





Bekerja itu sungguh menyenangkan.
Apalagi sebagai bidan, saya mendapat banyak pengalaman dan momen berharga. Salah satunya ketika menolong persalinan, begitu bayi telah lahir dengan selamat dan kondisinya sempurna, rasanya sungguh plong dan bahagia luar biasa. Malah mungkin rasa bahagia ini lebih besar disbanding ibu sang bayi itu sendiri.

Meski menyenangkan, karena bekerja adalah rutinitas, pasti ada masa jenuhnya. Ya jenuh sekaligus letih, namanya juga keluar banyak tenaga. Itulah mengapa ada hari libur, meski bukan tanggal merah. Biasanya setelah bekerja 6 hari shift pagi-sore, ada libur sehari. Pun setelah shift malam 3 hari, ada libur 2 hari.

Karena sistem kerjanya per shift, hari liburnya jadi random. Tidak selalu bertepatan dengan tanggal merah. Jadi jangan terlalu berharap ketika sudah jadi bidan, bisa libur di hari Minggu. Itu suatu hal langka. Apalagi berharap bisa libur di hari lebaran, bisa sholat Eid bersama keluarga. Perbandingannya bisa 1 banding 100.

Karena sangat berharganya hari libur, saat saya masih menjadi bidan dulu, sangat menghargai waktu yang singkat tersebut. Ada beberapa hal yang selalu saya lakukan di hari libur. Kegiatan itu adalah:

1. Tidur
Mengapa tidur berada di urutan pertama? Bukankah tidur merupakan rutinitas yang juga biasa dilakukan di malam hari? Oo, itu bagi mereka yang tidak pernah dinas di malam hari. Pun bagi mereka yang tidak kebanjiran pasien baru di tengah malam. Terutama bagi mereka yang tidka pernah membantu mengejan menjelang fajar.

Itulah salah satu alasan mengapa libur setelah dinas malam ada 2 hari. Tujuan utamanya agar para bidan bisa mendapat tidur yang cukup. Selama 3 hari konsentrasi dan tenaga tercurah untuk membantu dan merawat para pasien. Maka hari libur adalah waktu yang tepat memanjakan diri dengan mengumpukan konsentrasi dan tenaga kembali lewat jalan-jalan di dunia mimpi.


2. Mematikan ponsel
Di zaman yang memudahkan komunikasi ini, para bidan biasanya punya grup whatsapp teman se-instansi. Yang dibahas bukan rumpian khas wanita seperti gossip terbaru atau fashion yang sedang in, melainkan kondisi para pasien. Ada saja yang dibahas, entah tentang terapi yang telah didapat dan bagaimana rencana perawatan yang harus dilakukan oleh shift berikutnya. Pasien pasien dan pasien.

Saat hari libur, saya biasanya mematikan ponsel agar tidak ada tanggungan ‘pikiran’ tentang kondisi pasien yang telah saya rawat di hari kerja. Bukannya tidak simpati, itu malah bentuk empati dan diharapkan tidak terjadi. Empati dapat membuat tenaga kesehatan kehilangan nalar. Tapi hal ini saya lakukan usai dinas malam di atas jam 12 siang, karena sebelum itu biasanya masih ada banyak pertanyaan dari shift pagi. Entah karena catatan perkembangan saya kurang lengkap atau karena teman-teman suka saja ‘mengganggu’ yang sedang libur.


3. Jalan-jalan
Walau terdengar klise, namun inilah yang saya lakukan di hari libur. Kapan lagi bisa menikmati indahnya hari di luar rumah bersama keluarga. Meski jalan-jalannya tidak sampai ke luar kota, sebatas main ke taman-taman di dekat rumah demi efisiensi waktu. Hal ini lumayan bisa melepas ketegangan usai berkutat dengan para pasien. Oh indahnya hari libur.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar