Siapa sangka yang dulunya bertujuan menolong dari rentenir dengan sumber dana berupa kas masjid kini tumbuh menjadi bank besar kebanggaan Indonesia. Ialah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, yang kita kenal sebagai BRI. Sejak kehadirannya di 1895, 128 tahun sudah BRI menemani bangsa Indonesia dan terus tumbuh kuat dan hebat seperti saat ini. Bahkan bank yang sangat dekat dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini bak pahlawan UMKM yang siap mendampingi untuk naik kelas dan mewujudkan cita-cita BRI sebagai The House Bank for SMEs (Small and Medium-Sized Enterprises).
Sejarah Berkembangnya BRI
Dahulu pada tahun 1894 di Purwokerto, didirikanlah sebuah lembaga semacam bank oleh Raden Aria Wiriatmadja. Beliau adalah seorang Patih. Karena prihatin dengan kehidupan para priayi atau pegawai pribumi yang terjerat utang kepada rentenir, maka dibuatlah semacam bank atau koperasi. Dana yang dipakai adalah kas masjid sebesar 4.000 gulden yang dikelolanya, kebetulan beliau juga ahli dalam keuangan.
Namun kemudian atasannya, Asisten Residen E. Sieburgh mengetahui hal ini dan mengatakan bahwa seharusnya dana kas digunakan sebagaimana mestinya, yaitu hanya untuk pengelolaan urusan masjid saja. Dari sinilah setahun kemudian, tepatnya 16 Desember 1895 didirikanlah Bank Perkreditan Rakyat pertama dengan nama De Peorwokertoscne Hulp En Spaarbank Der Inlandsche Hoofden atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priayi Purwokerto, atau lebih dikenal sebagai Bank Priayi. Tanggal ini pula yang kemudian dijadikan Hari Ulang Tahun (HUT) BRI di masa kini. Sesuai namanya awalnya bank ini hanya melayani kaum priyayi, hingga kemudian seiring berjalannya waktu jadi berpihak pada rakyat pada umumnya.
Gambar BRI pertama saat masih sebagai Bank Priayi, sumber mojok.co |
Namanya juga lembaga keuangan, pasti ada dinamika. Terjadi beberapa perombakan dan perubahan nama, antara lain menjadi Centralekas Voor Het Volkscredietwezen pada 1912 dan menjadi Algemeene Volkscrediet Bank (AVB) pada 1934. Saat penjajahan Jepang di 1942, AVB berubah menjadi Syomin Ginko yang artinya Bank Rakyat. Lalu setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan, berubah nama lagi kembali menjadi Bank Rakjat Indonesia (BRI).
Melalui Perpu No. 41, berdirilah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN). Ini gabungan BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Handels Maatschappij (NHM). Perubahan tak berhenti di situ, ada penetapan presiden (penpres) No. 9 tahun 1965 dimana BKTN diintegrasikan kedalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Menjadi bank tunggal dengan Nama BNI unit II bidang rural, dan kembalinya fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral, BNI Unit II Rural berdasarkan UU No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan UU No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral maka namanya menjadi BRI kembali.
Pada tahun 1992, statusnya menjadi perseroan. Kemudian kondisi ekonomi Indonesia membuat BRI berperan aktif penyaluran dan penghimpunan dana masyarakat sehingga menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, pada 23 Oktober 2003. BRI terus berkembang dalam menjawab berbagai tantangan dan perubahan hingga bisa tumbuh kuat dan hebat seperti sekarang. Digitalisasi BRI terus ditingkatkan demi memuaskan kebutuhan masyarakat Indonesia. Sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan, BRI untuk Indonesia benar-benar dibuktikan lewat aneka inovasinya, termasuk kolaborasi strategis yang dijalankannya.
![]() |
Gambar Menara BRI Jakarta, sumber BRI.co.id |
Kolaborasi strategis yang dilakoni BRI tak main-main dan utamanya tetap memihak rakyat dengan memajukan UMKM. Seperti misalnya Holding Ultra Mikro (UMi) yang terdiri dari BRI, Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM). Pada 2022 lalu terbentuklah tim sinergi budaya kerja yang dinamai “BRIGADE MADANI”. Ini merupakan wujud komitmen BRI untuk go smaller, go faster, dan go shorter. Selain itu BRI juga berhasil menaikkelaskan nasabah Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro ke Komersial hingga meyakini mampu mendongkrak inklusi keuangan di Indonesia.
Arti Logo
Pada usianya yang ke-128 tahun, BRI hadir dengan tema "Kuat dan Hebat". Dengan logo berbentuk dinamis yang mengisyaratkan gerak cepat nan adaptif. Terdapat pula angka 128 pada logo menggambarkan perjalanan panjang BRI selama 128 tahun. Ada arti dari masing-masing angka, yaitu angka 1 adalah gambaran visi BRI untuk menjadi The Most Valuable Banking Group In Southeast Asia & Champion of Financial Inclusion, angka 2 gambaran fokus transformasi BRI (aspek digital & culture), dan angka 8 sebagai ketidakterbatasan (infinity). Untuk warna pada logo, ada warna biru yang mengartikan kuatnya BRI dalam berkontribusi kepada Indonesia, serta warna jingga mengartikan berkembang dengan hebat penuh semangat dan percaya diri. BRI akan terus tumbuh kuat dan hebat serta berkembang menjadi pendorong pembangunan serta peningkatan perekonomian seluruh rakyat Indonesia.
![]() |
Gambar logo BRI 128 tahun, sumber X BRI |
Sumber:
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/754/05.4%20bab%204.pdf?sequence=8
https://twitter.com/BANKBRI_ID/status/1717847019665150363
https://www.fokusmedia.id/nasional/amp/62110819877/128-tahun-bri-tumbuh-hebat-dan-kuat-dampingi-umkm
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7007066/logo-hut-ke-128-maknai-perjalanan-bri-dampingi-umkm-lebih-dari-1-abad/amp